script src='http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.3.2/jquery.min.js?ver=1.3.2' type='text/javascript'> Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Senin, 07 Maret 2016

red lights

Pada jaman modern sekarang ini banyak bermunculan orang-orang yang mengaku memiliki kekuatan supra natural atau paranormal atau cenayang alias dukun. Mereka mengaku sebagai orang yang bisa menyembuhkan, meramal dan berkomunikasi dengan roh lain. Tidak sedikit orang yang percaya akan hal tsb dan rela mengeluarkan uang untuk dapat menggunakan jasanya. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di negara-negara maju lainnya. Untuk itu tidak aneh rasanya bila dibuat film yang mengangkat tema tersebut.
 
Film ini dibintangi oleh Sigourney Weaver yang berperan sebagai Dr. Margaret Mathesson dan Cillian Murphy sebagai Dr. Tom Buckley. Margaret adalah ahli fisika dan dosen yang mengajar di sebuah universitas sedangkan Tom adalah asistennya yang membantu dalam pekerjaannya. Mereka berdua meneliti tentang fenomena fisik yang terjadi pada suatu kejadian supra natural namun sayangnya mereka tidak menemukan bukti-bukti atau tanda-tanda yang menguatkan adanya supra natural. Justru yang mereka temukan adalah trik-trik dan penipuan-penipuan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku memiliki kekuatan supra natural.

Trik-trik yang biasa terjadi pada saat berkomunikasi dengan roh lain diungkap oleh mereka. Kebanyakan menggunakan meja yang terangkat dengan sendirinya untuk menunjukkan roh lain sudah hadir. Biasanya mereka duduk di kursi mengelilingi sebuah meja dengan tangan saling berpegangan. Mereka pasti minta suasana yang gelap. Ternyata hal ini adalah cara untuk mengelabui korbannya. Meja yang terangkat dilakukan oleh kakinya atau dengan tangannya yang saling berpegangan.

Trik lain yang diungkap dan berakhir dengan penangkapan seorang paranormal bernama Palladino oleh polisi yaitu ketika dalam sebuah gedung pertunjukkan, paranormal tsb bisa menebak orang-orang yang hadir. Ternyata ada orang yang memandu dan membantu paranormal tersebut melalui earphone ditelinganya.

Suatu saat muncul kembali seorang paranormal legendaris yang sudah 30 tahun tidak aktif dan menyepi disuatu tempat, namanya Simon Silver (Robert De Niro). Dia adalah seorang tunanetra yang selalu memakai kacamata hitam untuk menutupi kekurangannya. Dia sempat membuat Margaret berada dipersimpangan jalan karena pada pertemuannya dahulu diramal bahwa anaknya laki-laki akan meninggal. Namun Margaret belum menemukan celah penipuan yang dilakukan oleh Silver dan justru menemukan anaknya laki-laki yang sakit koma. Antara percaya atau tidak maka Margaret tidak mau menyelidiki tentang Silver lagi.

Dalam suatu perdebatan di TV antara Margaret dan managernya Silver terjadi sedikit kekacauan sehingga Margaret meninggalkan tempat tersebut. Sebagai anak muda, Tom yang penasaran dengan Silver ingin menyelidikinya namun Margaret melarangnya. Akhirnya Tom menyelidiki secara diam-diam, sayangnya Margaret tewas secara mendadak. Sejak itu Tom mengalami halusinasi dan penampakan serta teror. Batas pikiran Tom berada ditengah-tangah baris antara percaya atau tidak.

Silver mempunyai cara cerdas untuk diakui status paranormalnya yaitu dengan cara menerima tawaran dari universitas tempat Tom bekerja untuk dilakukan tes telepati. Semua tes dapat dilalui dengan baik oleh Silver. Tom tidak menemukan kejanggalan atau celah dalam hal ini padahal Tom ikut berada dalam ruangan saat tes dilakukan.

Tom yang memiliki latar belakang bahwa ibunya meninggal karena kanker stadium lanjut. Padahal sebenarnya sudah diketahui adanya penyakit tsb namun perginya justru ke paranormal dan celakanya lagi oleh paranormal tsb dikatakan baik-baik saja. Setelah makin parah barulah diketahui bahwa itu adalah kanker oleh dokter tapi sudah terlambat tentunya. Tom semakin penasaran namun tidak punya bukti apapun terhadap Silver. Tom akhirnya memutuskan datang pada pertunjukkan Silver dengan spekulasi untukmendapatkan bukti-bukti baru atau tidak sama sekali.

Kedua murid Tom yaitu Sally (Elizabeth Olsen) dan Ben (Craig Roberts) meneliti rekaman video-video saat Silver di tes. Siapa tahu dari sudut pandang lain atau tidak langsung dapat ditemukan bukti-bukti itu. Ternyata ditemukan bahwa orang yg melakukan telepati dengan Silver sudah janjian sebelumnya menggunakan kode-kode pada jam tangan dan juga sebenarnya Silver itu bisa melihat. Sayangnya Tom sudah keburu pergi ke pertunjukkan.

Tom akhirnya berhasil membuka kedok penipuan yang dilakukan oleh Silver. Suatu bukti yang didapat secara kebetulan. Tom dipukuli oleh seseorang saat istirahat pertunjukkan untuk membungkamnya agar tidak menyelidiki Silver lagi. Tom yang dikira mati ternyata tidak mati dan menantang datang ditengah-tengah pertunjukkan. Tom melempar uang koin yang ditangkap oleh tangan Silver. Dua bukti yang didapat menguatkan Tom bahwa Silver bukan paranormal melainkan penipu yang mengeruk keuntungan dari orang banyak.


Para pemain bermain lumayan dan natural juga tidak ada yang dilebih-lebihkan. Hanya saja penulis kira film ini adalah film tentang supranatural beneran yg melawan ilmu pengetahuan, ternyata tidak, film ini lebih cocok ke genre detektive.

sadako

Sebuah film Jepang bergenre horror dan dibuat dalam bentuk 3 Dimensi ini mengadopsi dari novel ‘S’ yang ditulis oleh Koji Suzuki sedangkan model hantunya mencomot dari film The Ring yang dibuat pada tahun 1998. Bahkan film Sadako ini pernah dirilis dengan menggunakan judul The Ring 3.

Kisah dimulai ketika seorang pemuda bernama Kashiwada melakukan bunuh diri di dalam kamar apartemennya. Yang lebih menghebohkan adalah peristiwa tersebut direkam oleh kamera dan disiarkan melalui internet. Bila ada orang yang melihat video tersebut maka orang tersebut akan mati sehingga video tersebut terkenal dengan nama video kutukan. Tidak mudah untuk mencari file video tersebut karena kebanyakan sudah dihapus di internet. Namun biasanya muncul sendiri secara tak terduga dan di waktu yang sama.

Akane (Satomi Ishihara) adalah seorang guru yang mempunyai murid bernama Noriko. Noriko melihat video kutukan di internet dan menjadi korbannya dan dianggap bunuh diri oleh pihak kepolisian. Demikian juga murid kedua yang menonton di internet hampir menjadi korban juga apabila tidak ditolong oleh Akane. Diam-diam Akane memiliki kekuatan khusus melalui teriakannya sehingga bisa memecahkan kaca dsb.
 
Sebenarnya Kashiwada adalah korban dari Sadako sendiri yang ingin bangkit dari kematiannya. Dan tangan atau rambut Sadako muncul melalui layar internet baik yang berupa komputer, telepon genggam dan laptop. Korban-korban berjatuhan termasuk Takanori (Koji Seto) kekasihnya yang diculik oleh Sadako. Cukup aneh rasanya bila ternyata hantu bisa melakukan penculikan.

Pada sesi akhir Akane dan polisi Koiso datang ke sumur tempat peristiwa Sadako dibuang. Namun ternyata muncul ‘sadako-sadako’ lainnya menyerang mereka berdua. Hal ini menunjukkan ketidak konsistenan dari sang sutradara mau dibawa kemana film ini dengan munculnya monster-monster mirip laba-laba. Sebagai film horror atau film monster ? atau Sadako sendiri yang berupa monster. Namun kenapa kalau monster jumlahnya banyak bukan 1 monster sebagai wujud peralihan rupa Sadako. Ketidak konsistenan lainnya adalah hantu Sadako bisa muncul dari TV iklan pinggir jalan dan neon sign pada truk. Seharusnya konsisten hanya muncul dari video internet.

Tidak ada hal yang menyeramkan dan tidak ada hal yang menakutkan serta tidak ada hal yang mengerikan. Bahkan diakhir film tampak hantu Sadako yang cantik, seperti film horor Indonesia yang menampilkan hantu cantik dan sexy.


Kekurangan film ini adalah film dibuat dengan resolusi rendah sehingga kabur dan kurang terang gambarnya. Terasa seperti menonton film tahun 70an dengan nuansa gambar tidak focus. Efek 3 Dimensi juga sedikit dan tidak terasa sehingga kesannya mubazir. Penulis sedikit kecewa menonton film ini dengan harga tiket yang cukup mahal.

premium rush

Sebuah film dengan tema sederhana namun unik dengan model penggarapan yang menarik yaitu mengenai dunia kurir atau pengantaran barang dan dokumen. Tidak hanya itu saja, dalam keramaian dan kemacetan lalu lintas kota New York, sang kurir menggunakan sepeda untuk mencapai tujuannya. Sayangnya di Indonesia masih belum ada kurir yang menggunakan sepeda dan pada umumnya masih menggunakan sepeda motor.
 
Dibintangi oleh Joseph Gordon Levitt yang berperan sebagai Wilee, seorang kurir yang menggunakan sepeda tanpa rem dan tanpa multi gear. Wilee menerima order pengiriman sebuah amplop dari Nima (Jamie Chung) untuk dikirim kepada sister Chen sebelum jam 19:00 malam sudah harus sampai. Amplop ini berisi tiket atau kode yang bisa dipakai sebagai ganti uang tunai bagi siapapun yang memilikinya. Sebenarnya tiket ini adalah pembayaran Nima kepada kelompok snake head untuk memasukkan anaknya dari China menuju Amerika. Amplop ini ingin direbut oleh Bobby (Michael Shannon) yang ternyata adalah seorang polisi yang mempunyai perilaku buruk. Dia memiliki hobi judi dan mempunyai hutang banyak kepada rentenir.

Film ini dibuat dengan cara multiple flashback yaitu menceritakan kejadian sebelumnya dengan lebih dari satu kali. Flashback pertama mengisahkan kejadian dari sudut pandang Wilee yaitu saat menerima order pengiriman amplop sampai mengalami kecelakaan. Flashback kedua menceritakan kejadian dari sudut pandang Bobby yaitu permainan judinya sampai usahanya merebut amplop. Flashback ketiga menjelaskan kejadian dari sudut pandang Nima yaitu mulai dari menyetor uang sampai dianiaya Bobby.

Kelebihan dalam film ini adalah proses penyajian gambar yang digabungkan dengan animasi. Pencarian rute jalan mirip dengan google map, yang semula berbentuk grafis lalu berubah menjadi gedung-gedung real. Dalam suasana macet atau crowded maka diperlukan kepiawaian dalam mengarahkan sepedanya dan bila perlu melewati trotoar. Kondisi tersebut digambarkan dengan pengambilan keputusan dari berbagai alternatif arah yang ada. Misalnya kalau lewat kiri hasilnya nanti seperti apa, kalau lewat kanan hasilnya bagaimana, kalau lewat tengah mungkin menabrak orang.

Aksi kejar-mengejar dan balap-membalap ditengah hiruk pikuknya kota New York dengan gedung-gedungnya yang tinggi cukup bagus. Pengambilan gambar terlihat alami dan menyatu dengan kondisi lalu lintas yang ada dan masyarakat sekitarnya. Coba bandingkan bila syuting dilakukan di Indonesia maka banyak orang yang bergerombol dan “menonton” sehingga kesannya tidak alami. Dalam film ini ada kejadian flash mob nya yaitu berkumpulnya para kurir sepeda yang jumlahnya banyak untuk membantu Wilee.

Sayangnya dalam adegan bersepeda tidak ada yang menunjukkan atraksi dan akrobatik sepeda itu sendiri. Eksplorasi yang lebih pada seni bersepeda kurang digarap. Seandainya ada, tentu akan menambah nilai pada film ini.


Film ini adalah bukan sebuah film komedi tetapi bisa membuat anda tertawa-tawa. Film ini juga bukan sebuah film serius tetapi bisa membuat anda berpikir bak sebuah teka-teki. Film ini diolah dengan ringan dan sederhana sehingga tidak memberatkan pikiran penonton, justru semakin menghibur.

taken 2

Film ini merupakan kelanjutan dari film berjudul Taken yang dirilis pada tahun 2008 dengan bintang yang sama yaitu Liam Neeson sebagai Bryan dan Maggie Grace sebagai Kim. Penulis skenarionya juga masih sama yaitu Luc Besson dan Robert Mark Kamen namun untuk posisi sutradara kali ini diduduki oleh Olivier Megaton yang menggantikan Pierre Morel. Taken 2 berhasil mencetak box office di Amerika Serikat dengan pendapatan sebesar $50 juta pada awal bulan Oktober.

Setidaknya kita harus mengingat sedikit mengenai film seri pertamanya yaitu sang ayah, Bryan menyelamatkan anak gadisnya yang bernama Kim dari penculikan yang dilakukan oleh suatu jaringan penjual gadis-gadis untuk dilacurkan. Tak bisa dipungkiri bahwa ada korban bagi pihak lawan. Pada seri kedua ini, keluarga dari para jaringan yang berasal dari Albania melakukan balas dendam terhadap Bryan. Jadi bila pada seri pertama yang menjadi sasaran penculikan adalah putrinya maka pada seri kedua ini yang menjadi sasaran penculikan adalah Bryan. Dia dianggap bertanggung jawab terhadap tewasnya keluarga mereka.

Bryan yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Istambul mengajak serta Lenore yaitu mantan istrinya dan anaknya sekaligus untuk berlibur. Tak disangka Bryan dan Lenore diculik oleh sekelompok orang dari Albania yang dipimpin oleh Murad (Rade Serbedzija). Untungnya Kim yang tidak ikut bepergian terhindar dari aksi penculikan tersebut. Walaupun dia sendiri sempat dicari-cari di dalam hotel namun berhasil sembunyi.

Rupanya Murad dan anak buahnya terlalu meremehkan Bryan padahal dia adalah pensiunan agen CIA yang tentu saja mempunyai keahlian khusus. Strategi dan cara untuk survive dapat dilakukan dengan baik bahkan kecerdikan dan ketelitiannya dapat menuntun Kim untuk menemukan tempat penahanannya. Suara kapal di pelabuhan, suara orang bermain biola dan suara burung-burung bisa dipakai sebagai patokan oleh Bryan.

Kelebihan dari film ini adalah cerita disajikan dengan “lurus” tanpa adanya persepsi ganda atau teka-teki yang tak terjawab. Semuanya berjalan dengan lancar dan happy ending. Ketiga personil tersebut dapat memerankan aktingnya dengan baik.

Kekurangan dalam film ini adalah ketika Lenore digorok nadinya di leher dan diperkirakan dalam waktu 30 menit akan mati karena darah yang mengalir terus menerus. Dalam adegan selanjutnya tidak tampak goresan pisau dileher tsb. Sampai jangka waktu yang lama darah tidak habis dan masih hidup padahal tidak diobati, seharusnya sudah mati karena darah mengalir terus selama berjam-jam.

Film ini ingin mengatakan bahwa balas dendam tidak akan ada berhentinya. Bila pihak yang satu kalah maka keluarganya akan balas dendam demikian juga bila pihak kedua yang kalah maka keturunannya akan balas dendam. Untuk itu dalam dialognya ada perkataan ”saya lelah dengan semua ini”. Film ini cukup menghibur dari segi action dan alur ceritanya.

dredd

Sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi penonton film karena nama tersebut pernah dirilis pada tahun 1995 dengan judul Judge Dredd dengan pemainnya yaitu Sylvester Stallone. Karakter Judge Dredd sendiri merupakan komik Inggris hasil karya dari John Wagner dan Carlos Ezquerra yang dimuat dalam majalah 2000 AD sejak tahun 1977. Sebuah majalah film di Inggris yang bertitle Empire pada tahun 2011 menobatkannya sebagai karakter komik terbesar rangking tujuh. Sekarang ini dibuat versi barunya dengan judul Dredd yang dibintangi oleh Karl Urban.
 
Jabatan Judge adalah seseorang yang mempunyai wewenang sebagai polisi, jaksa, hakim dan sekaligus pengeksekusi. Untuk menjadi seorang Judge harus melalui berbagai tes sampai berhasil lulus. Judge Dredd mendapat tugas mendampingi dan menilai seorang calon judge wanita yang bernama Anderson (Olivia Thirlby). Sebenarnya Anderson memiliki nilai tes yang rendah alias dibawah standard namun memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu dapat membaca pikiran orang lain alias cenayang atau dengan bahasa ilmiahnya adalah mutan.

Pada hari pertama tugas mereka dihadapkan dengan pengusutan tentang kematian tiga orang yang jatuh dari ketinggian di sebuah gedung bernama Peach Trees. Setelah diamati ternyata mereka dikuliti tubuhnya sebelum jatuh dan mengonsumsi narkoba jenis baru yaitu Slo-mo. Judge Dredd merasa tertantang untuk mengusut kasus tersebut karena tidak ada yang berani mengusut sebelumnya.

Penyelidikan membawa mereka kepada seorang wanita yang bernama Ma-Ma (Lena Headey) yang merupakan pimpinan geng di gedung Peach Trees yang berlantai 200. Dia dulunya adalah seorang pelacur dan kini menjadi boss narkoba jenis Slo-mo. Dia dan gengnya menguasai seluruh lantai sehingga semua orang yang tinggal disana takut dengannya. Ma-Ma berhasil mengisolasi dan menutup gedung tsb sehingga Judge Dredd dan Anderson tidak bisa keluar. Sebaliknya pasukan penolongpun tidak bisa masuk. Pertempuran dan tembak-menembakpun terjadi dilorong-lorong gedung. Ma-Ma meminta bantuan judge lainnya yang disogok dengan uang. Perangpun semakin seru.

Kekurangan dari film ini adalah ketika seorang pengemis tergencet oleh pintu gerbang dan tampak berserakan tubuhnya. Namun berikutnya pada saat Judge lainnya datang melewati maka gerbang tampak bersih. Film ini juga mempunyai kemiripan dengan film The Raid Redemption yaitu ada background gedung bertingkat dan lorong-lorong serta monitor-monitornya juga seorang boss yang mengendalikan gedung. Perbedaannya kalau disini penuh dengan tembak-menembak sedangkan The Raid masih ada adegan perkelahian tangan kosongnya.

Kelebihannya adalah adegan slow motion saat menggunakan narkoba Slo-mo dapat ditampilkan dengan baik. Ekspresi wajah dan perubahan warna kulit yang berkilau cukup bagus digambarkan.


Sayangnya sosok Judge Dredd tidak pernah memperlihatkan wajahnya yang selalu tertutup dengan topeng. Sebaiknya ditampilkan sekali sudah cukup misalnya diakhir film dengan membuka topengnya sehingga lebih humanis. Demikian juga sosok Anderson yang kuat dan punya kelebihan ternyata dengan gampang dikalahkan oleh Kay (Wood Harris). Walaupun demikian film ini cukup menghibur dengan aksi tembak menembaknya.

the raven

Film ini berbicara mengenai seseorang yang bernama Edgar Allan Poe seorang penulis puisi dan buku dari Amerika. Dia lahir pada tahun 1809 dan meninggal pada usia 40 tahun, suatu ukuran yang bisa dikatakan masih muda. Tidak jelas penyebab kematiannya. Ada yang mengatakan karena konsumsi alkohol, ada juga karena obat-obatan dan orang lain mengatakan sakit jantung bahkan yang lebih ekstrim lagi mengatakan bunuh diri.
 
Mungkin karena hal diatas maka dibuatlah film yang berjudul The Raven ini yang sebenarnya merupakan sebuah fiksi. Yang juga kebetulan adalah judul film ini sama dengan judul puisi yang pernah diciptakannya.

Film ini diawali dengan sebuah tulisan pembuka yaitu ”Pada 7 Oktober 1849 Edgar Allan Poe ditemukan hampir mati di bangku taman Baltimore, Maryland”. Selanjutnya cerita mengalir secara flashback. Terjadi suatu peristiwa pembunuhan di dalam sebuah rumah dengan korbannya seorang ibu dan anak perempuannya secara sadis. Detektif Fields (Luke Evans) yang menyelidiki kasus itu menemukan bahwa ciri-ciri korban serta alat buktinya mirip dengan buku Tales of the crotesque and arabesque karya Edgar Allan Poe (John Cusack). Tuduhanpun mengarah ke Poe dan akhirnya di interogasi. Namun tidak ada bukti kuat bahwa Poe adalah pelakunya.

Korban-korban terus berjatuhan dan situasi kondisinya mirip dengan yang ada dalam buku-buku hasil karya Poe. Buku-buku tersebut merupakan kumpulan cerita yang pernah ditulis pada koran lokal disana. Sayangnya akhir-akhir ini kreatifitas Poe dalam menulis mandeg dan sempat kesulitan keuangan karena tidak ada tulisan yang dimuat dalam koran.

Detektif Fields sadar bahwa bukan Poe pelakunya tetapi orang lain yang meniru dari cerita dalam buku. Untuk itu dia meminta Poe membantunya menyelidiki rentetan peristiwa pembunuhan tersebut. Sayangnya korban terbaru adalah pacarnya sendiri yang bernama Emily (Alice Eve), anak dari seorang kapten perwira yang tidak setuju akan hubungan itu. Hal ini membuat Poe frustasi dan kecewa berat. Untungnya Emily hanya diculik dan tidak dibunuh namun tantangan dari sang penculik kepada Poe bisa membuat Emily tewas. Poe akhirnya menyerah dengan rela bersedia menukar nyawanya dengan Emily.

Siapakah sebenarnya pelaku rentetan pembunuhan tersebut ? jawabannya tak lain adalah asistennya sendiri yang bernama Ivan Reynolds (Sam Hazeldine) yang biasanya mengetikkan naskah yang akan dimuat pada koran.

Kekurangan dalam film ini adalah ketika penunggang kuda dengan mudahnya datang ke pesta kapten perwira padahal penjagaan ketat dilakukan baik di luar maupun di dalam ruangan. Juga ketika Poe diracun maka sudah tampak lemah dan lemas namun kemudian digambarkan kembali kuat, bisa mendorong meja dan menghancurkan lantai kayu serta berjalan jauh sampai ke taman. Seharusnya hal itu tidak bisa dilakukan karena efek dari racun semakin lama akan semakin parah.


Sebagai sebuah film yang penuh dengan teka-teki ala Afred Hitchcock cukup membuat orang untuk berpikir dan menebak. Lumayan juga otak bekerja.

looper

Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka Looper berarti orang yang dikirim dari masa yang akan datang ke masa kini melalui mesin pelompat waktu. Namun juga berarti nama sebuah organisasi pembunuh bayaran dan tugasnya untuk membunuh para penjahat yang dikirim dari masa depan. Meskipun sudah banyak film yang mengangkat tema mesin perjalanan waktu namun film ini menyajikannya dengan cerita yang berbeda.
 
Cerita berlatar belakang tahun 2044 dimana ada jurang antara yang miskin dan kaya. Joe (Joseph Gordon Levitt) seorang yang tampan namun mempunyai pekerjaan sebagai anggota pembunuh bayaran dari kelompok Looper. Kelompok ini bekerja sama dengan kelompok lain di masa depan tepatnya tahun 2074. Kelompok masa depan akan mengirim orang untuk dibunuh oleh Looper di tahun 2044 dengan bayaran perak atau emas batangan. Saat kecil, Joe merupakan bagian dari kaum miskin yang direkrut oleh sang boss untuk dididik menjadi seorang pembunuh bayaran.

Joe secara tidak terduga menemukan fakta bahwa calon korban yang hendak dibunuh adalah dirinya sendiri yang tua (Bruce Willis). Kebingungan antara mau menembak atau tidak sempat merasuki pikirannya. Sebenarnya hal yang mirip sudah terjadi sebelumnya terhadap temannya yang bernama Seth (Paul Dano) sehingga dia memutuskan untuk tidak menembak dirinya sendiri yang tua. Namun hal itu diketahui oleh sang boss sehingga membuatnya marah. Tak ayal lagi Seth muda dan Seth tua diburu dan dikejar. Faktanya, jika tubuh Seth muda dilukai maka berdampak yang sama pada tubuh Seth tua.

Informasi yang di dapat dari Seth tua adalah di masa depan kelompok Looper dipimpin oleh seseorang bernama The Rainmaker yang sangat kejam dan sadis. Dialah yang mengirim Seth tua ke masa sekarang untuk dibunuh. Ternyata Joe tua juga mengatakan hal yang sama. Dan misi Joe tua adalah mencari The Rainmaker yang pada masa sekarang ini masih berusia anak kecil yang bernama Cid (Pierce Gagnon). Rupa-rupanya Cid memiliki kekuatan telekinesis yang dahsyat yang dapat menggerakkan benda-benda dan menghancurkannya tanpa menyentuhnya.

Terjadi perburuan segitiga yang seru. Joe tua memburu Cid untuk membunuhnya agar tidak ada The Rainmaker di masa depan. Joe muda memburu Joe tua untuk melindungi Cid yang masih anak-anak dengan harapan ibunya dapat membimbing dan mengarahkannya sehingga tidak menjadi The Rainmaker. Kelompok Looper memburu Joe muda sebagai hukuman karena telah mengacaukan segalanya dan memburu Joe tua karena telah lolos ke dunia masa sekarang.

Siapakah yang menang ? Suatu ending yang cukup baik yang mungkin tidak disangka-sangka oleh penonton. Sebuah aksi laga yang dibumbui dengan drama tanpa terasa membuat penonton terkesima.


Hampir semua pemain dapat bermain dengan bagus terutama Pierce Gagnon. Walaupun masih kecil, dia dapat memerankan anak yang lugu, pintar dan marah dengan ekspresi wajah yang sesuai.